Berpulangnya BJ Habibie mengingatkan kita akan kisah cinta Habibie dan Ainun yang melegenda. Hingga kini perjalanan cinta sejati keduanya pun masih dikagumi dan menginspirasi para pasangan muda. Jika membaca buku atau paling tidak menonton film Habibie Ainun pasti sudah mengetahui bagaimana mantan Presiden Indonesia ketiga tersebut begitu mencintai istrinya. Berikut ini pelajaran cinta yang bisa dipetik dari kisah mereka:
1. Tidak Perlu Menemukan yang Sempurna
Banyak pesan cinta yang bisa dikenang dan dipelajari dari pasangan Habibie Ainun. Salah satunya mengenai kesempurnaan cinta. Agar cinta bisa sempurna, Habibie tidak mencari seseorang yang tanpa cela tapi yang membuat bahagia. "Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia. Dan membuatmu berarti lebih dari siapapun."
2. Meraih Bersama
Bagi Habibie, kehidupan rumah tangga bukan hanya menyatukan cinta tapi memiliki satu visi untuk meraih masa depan bersama. Karena hal ini, Habibie dan Ainun pun saling mendukung dalam karier mereka, terutama ketika Ainun mendampingi dan merawat pria yang wafat diusia 83 tahun tersebut menjadi presiden RI ketiga. "Cinta tidak berupa tatapan satu sama lain, tetapi memandang ke luar bersama ke arah yang sama."
3. Cari yang Satu Frekuensi
Habibie pun sukses meyakinkan Ainun bahwa kesamaan visi dan misi lebih penting dari wajah ganteng. "Mau ganteng atau tidak, kalau hatinya tidak satu frekuensi, bagaimana?" Karenanya, carilah yang satu frekuensi.
4. Mau Susah Bersama
Habibie dan Ainun pernah melewati masa-masa sulit bersama yang tentunya menguatkan hubungan mereka. Hal ini menjadi bukti bahwa jangan takut untuk memilih orang yang masih berjuang menuju kesuksesan.
"Penghasilan kami pas-pasan. Suami harus mencuri waktu bekerja sebagai ahli konstruksi pada pabrik kereta api. Ia pulang jam 11 malam dan lanjut menulis disertasi. Dua sampai tiga kali seminggu ia berjalan kaki sejauh 15 km ke tempat kerja. Sepatunya berlubang dan hanya ditambal ketika musim dingin.
"Ketika hamil anak pertama, saya belajar menjahit untuk menghemat biaya. Lama-lama jahitan saya tidak jelek. Saya bisa memperbaiki yang rusak, membuat pakaian bayi, dan menjahit pakaian dalam persiapan musim dingin. Prioritas kami sebelum Ilham lahir ialah membeli mesin jahit. Tidak ada uang kecuali untuk membeli mesin jahit," tulis Ainun dalam suratnya yang diungkap dalam buku Ainun Habibie: Kenangan Tak Terlupakan di Mata Orang-Orang Terdekat (2012).
5. Menjadi Suami Terbaik
Di awal pernikahan, Habibie tidak punya banyak hal untuk ditawarkan, ia hanya berjanji untuk menjadi orang terbaik sebagai suami Ainun. Hal ini pun mengajarkan bahwa kemauan untuk berusaha sering kali lebih penting dari apa yang dimiliki sekarang. "Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Tapi yang jelas, saya akan menjadi suami yang terbaik untuk Ainun."
6. Keseimbangan Cinta dan Kecerdasan
Quote cinta sekaligus karier yang bisa dijadikan pembelajaran kaum muda adalah "Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup". Jelas Habibie menggunakan kecerdasannya untuk memilih Ainun dan memakai cinta dalam menjalani pekerjaannya.
7. Pasangan yang Saling Melengkapi
Sepasang kekasih atau suami istri diharapkan bisa saling melengkapi dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Habibie pun berpesan untuk tidak melihat kekurangan sebagai penghalang tapi untuk dijadikan pelengkap hubungan. "Kekurangan terhadap pasangan, menjadi sesuatu yang membuat hubungan seharusnya saling melengkapi"
8. Definisi Cinta Sejati
Melengkapi pesan Habibie sebelumnya, ia mendefinisikan cinta sejati sebagai sesuatu yang memandang kelemahan sebagai kelebihan. "Cinta sejati itu memandang kelemahan lalu diubah menjadi sebuah kelebihan untuk selalu mencintai." Tak semua orang bisa melihat dan menerima kekurangan sebagai kelebihan, karena itu coba temukan seseorang yang spesial tersebut.
9. Kesetiaan Habibie
Kesetiaan Habibie tentu tak perlu diragukan. Tak menggubris ketika mendapat 'kiriman' wanita cantik hingga menemani Ainun ketika sakit, kesetiaan beliau tidak perlu diragukan, sudah terbukti dan teruji.
10. Merelakan Kepergian Pasangan
Salah satu bagian dari mencintai adalah merelakan kepergian. Walau sangat mencintai Ainun, ketika itu Habibie memilih untuk mengiklaskan kepergian istrinya agar tidak lagi kesakitan di dunia. "Ainun. Saya sangat mencintaimu. Tetapi Allah lebih mencintaimu. Sehingga saya merelakan kamu pergi."
Selamat Jalan, Pak Habibie. Terima kasih atas segala sumbangsih yang telah engkau berikan bagi negeri ini. Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik. Ibu Ainun menantimu di sana.
No comments:
Post a Comment
Thanks for the input! :)